Mon Dec 16
Survei Google: Mayoritas Perusahaan yang Pakai AI Generatif Makin Cuan
2024-08-13 HaiPress
iDoPress - Teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) generatif kini tengah booming dan naik daun. Berbagai perusahaan pun berlomba-lomba untuk mengadopsi AI generatif.
Model AI generatif adalah salah satu jenis AI yang bisa menghasilkan konten secara otomatis,mulai dari teks,gambar,audio,data sintetis,dan lain sebagainya.
Investasi dan adopsi AI tersebut dilaporkan membuahkan hasil positif. Sejumlah perusahaan disebut semakin cuan,dengan mencetak kenaikan pendapatan hingga 6 persen atau lebih. Setidaknya begitulah menurut survei baru dari Google Cloud dan National Research Group.
"Riset kami menunjukkan bahwa pengadopsi awal AI generatif menuai hasil yang signifikan,mulai dari peningkatan pendapatan,layanan pelanggan yang lebih baik,hingga peningkatan produktivitas," kata Oliver Park,wakil presiden Google Cloud.
Baca juga: Neuralink Tanam Chip pada Otak Pasien Kedua,Elon Musk Yakin Bisa Saingi AI
Dalam riset tersebut,Google mensurvei 2.508 pemimpin senior perusahaan global dengan pendapatan 10 juta dollar AS (kira-kira Rp 159,2 miliar) atau lebih. Survei dilakukan dalam rentang waktu 23 Februari hingga 5 April 2024.
Dari mereka yang disurvei,sebanyak 61 persen (sekitar 1.529 perusahaan) mengatakan bahwa perusahaannya menggunakan AI generatif untuk setidaknya satu aplikasi.
Dari jumlah tersebut,1.132 perusahaan atau sekitar 74 persen melihat adanya keutungan dalam adopsi atau investasi menggunakan AI generatif selama setahun. Dari 1.132 perusahaan,sebanyak 86 persen (sekitar 973,6 perusahaan) melaporkan bahwa pendapatan mereka naik 6 persen atau lebih.
Dari sisi produktivitas,AI generatif dilaporkan meningkatkan produktivitas perusahaan sebesar 45 persen. Banyak dari peningkatan produktivitas,menurut 70 persen responden,berasal dari proses TI dan produktivitas staf. Meski,laporan Google tidak menyebutkan jenis proses TI apa.
Peningkatan produktivitas lainnya termasuk waktu yang lebih cepat untuk mendapatkan insight dan akurasi yang lebih baik. Lebih dari setengah responden menganggap AI sebagai pendorong pertumbuhan bisnis.
Survei Google Cloud ini juga mencatat bahwa,rata-rata,perusahaan melihat peningkatan prospek dan akuisisi pelanggan dari tools AI.
Di industri ritel dan manufaktur,AI juga dikreditkan sebagai pembangkit prospek yang tinggi. Selain itu,82 persen responden di layanan keuangan mengatakan bahwa pertumbuhan terbesar perusahaan tercapai berkat AI.
"AI generatif bukan hanya inovasi teknologi. Ini pembeda yang strategis. Organisasi yang berinvestasi dalam AI generatif saat ini adalah yang akan berada pada posisi terbaik untuk berhasil dalam dekade mendatang,sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Venture Beat,Sabtu (10/8/2024).
Baca juga: AI Generatif Jadi Kebutuhan Kerja Tahun Depan
Tantangan adopsi AI bagi karyawan
shutterstock Ilustrasi kecerdasan buatan.
Di sisi lain,adopsi AI di perusahaan juga memiliki tantangan tersendiri. Misalnya,menurut survei dari platform freelancing Upwork,AI disebut mempersulit pekerja untuk menjadi produktif,karena atasan mereka mulai mengharapkan peningkatan hasil.
Penelitian Upwork yang dirilis pada bulan Juli menunjukkan bahwa memasukkan AI ke dalam alur kerja gagal untuk membuka produktivitas yang berarti bagi pekerja.
Laporan Upwork mensurvei 2.500 eksekutif C-level (seperti CEO,COO,CFO,CMO,dan CTO),karyawan penuh waktu dan pekerja lepas di AS,Inggris,Australia,dan Kanada.
Laporan ini menemukan adanya kesenjangan antara pekerja dan eksekutif. Survei menunjukkan bahwa 81 persen eksekutif C-level berharap lebih pada kinerja karyawannya,dengan 37 persen mengatakan bahwa alat AI seharusnya meningkatkan hasil kerja mereka.
Dari sisi pekerja,AI menjadi tantangan karena karyawan belum paham cara menggunakannya. Sebagian besar responden survei,percaya AI dapat meningkatkan produktivitas mereka. Akan tetapi,mereka mengatakan bahwa hal itu tidak sesuai dengan realita di lapangan.
Sekitar 47 persen mengatakan bahwa mereka tidak tahu cara menggunakan AI untuk membantu pekerjaan mereka karena mereka tidak pernah menerima pelatihan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Penafian: Artikel ini direproduksi dari media lain. Tujuan pencetakan ulang adalah untuk menyampaikan lebih banyak informasi. Ini tidak berarti bahwa situs web ini setuju dengan pandangannya dan bertanggung jawab atas keasliannya, dan tidak memikul tanggung jawab hukum apa pun. Semua sumber daya di situs ini dikumpulkan di Internet. Tujuan berbagi hanya untuk pembelajaran dan referensi semua orang. Jika ada pelanggaran hak cipta atau kekayaan intelektual, silakan tinggalkan pesan kepada kami.